Friday, 7 April 2017

AEDES AEGYPTI DENGUE VS AEDES AEGYPTI WOLBACHIA



Nyamuk Wolbachia Lumpuhkan Virus DBD


            Tahukah Anda, jika penyakit demam berdarah akibat virus Dengue (DBD) setiap tahunnya mengalami peningkatan? Di Indonesia yang termasuk salah satu negara tropis terus menerus meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang menularkan virus Dengue. Pola pemberantasan dengan teknik fogging (pengasapan) dinilai tidak lagi efektif. Slogan 3M yang digulirkan pemerintah kepada masyarakat puluhan tahun silam tetap dilakukan namun karena faktor perubahan iklim global saat ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah korban DBD termasuk korban nyawa manusia.
            Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan menjadi salah satu jalan keluar untuk mengurangi angka korban akibat penyakit DBD. Melalui penelitian yang intensif dan kerja keras para ilmuwan telah ditemukan  bakteri Wolbachia yaitu suatu bakteri yang terdapat pada sel tubuh serangga seperti ngengat, lalat buah, kumbang hingga nyamuk. Namun, bakteri tersebut tidak ada pada nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor yang menularkan virus Dengue. Nyamuk Aedes Aegypti berbakteri Wolbachia adalah protagonis untuk melawan nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi aktor penyebab demam berdarah. 
            Bakteri wolbachia ini setelah diteliti dapat menekan replikasi virus Dengue karena bakteri tersebut mampu berkompetisi dengan virus saat merebut makanan di sel tubuh nyamuk. Bakteri juga diketahui tidak bisa ditularkan ke manusia oleh nyamuk.
            Caranya adalah mereka (nyamuk Aedes Aegypti berbakteri Wolbachia) akan disebar untuk menjalankan misi kawin dengan nyamuk Aedes Aegypti dan memberi keturunan barisan nyamuk Aedes Aegypti yang sudah terpapar bakteri Wolbachia. Dengan demikian populasi nyamuk Aedes Aegypti akan terus menurun.
            Nyamuk ber-Wolbachia juga dapat menghambat perkembangan virus Zika dan Chikungunya. Salah satu alasannya adalah virus-virus tersebut masih satu keluarga, yakni Flavavirus. Selain itu, mungkin juga karena virus-virus tersebut berada dalam nyamuk yang sama.
            Profesor Adi Utarini, salah satu peneliti utama Eliminate Dengue Program (EDP) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menjelaskan bahwa selain Indonesia, negara-negara yang juga melakukan penelitian terhadap bakteri Wolbachia adalah Australia, Brasil, dan Vietnam. Pemberantasan demam berdarah dengan cara ini telah diakui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Maret 2016. (dari berbagai sumber)



No comments: