Thursday, 16 March 2017

MENGHARGAI PERBEDAAN



MENGHARGAI PERBEDAAN








            Seorang Profesor ilmu Kelautan ingin mengambil break dari kehidupannya sebagai akademisi. Ia memutuskan untuk pergi ke pantai dan meminta seorang nelayan melaut sampai ke horison.
            Dalam seperempat perjalanannya, Profesor tersebut bertanya kepada Nelayan, “Apakah Anda mengenal ilmu Geografi?” Sang Nelayan menjawab, “Ilmu Geografi yang Saya ketahui adalah jika di laut sering terjadi ombak pasang, maka musim hujan akan segera tiba.” Kata Profesor, ”Nelayan BODOH! Tahukah kamu jika kamu tidak mengetahui ilmu Geografi berarti kamu sudah kehilangan seperempat kehidupanmu!”
            Seperempat perjalanan berikutnya, Profesor tersebut bertanya apakah Nelayan itu menguasai ilmu Biologi dan Sains? Nelayan menjawab, bahwa ilmu Biologi yang dia kenal hanyalah mengetahui jenis ikan apa saja yang dapat dimakan. Kata Profesor, ”Nelayan BODOH! Tahukah kamu bahwa jika tidak menguasai ilmu Biologi dan Sains berarti kamu sudah kehilangan seperempat kehidupanmu!”
Selanjutnya Profesor tersebut bertanya, ”Apakah kamu juga mempelajari Matematika?” Nelayan menjawab bahwa Matematika yang dia ketahui adalah bagaimana cara menimbang hasil tangkapannya agar dapat menghasilkan keuntungan secukupnya. Lagi-lagi Profesor tersebut mengatakan betapa bodohnya Nelayan karena itu dia sudah kehilangan seperempat lagi kehidupannya.
            Dalam perjalanan berikutnya setelah jauh hampir sampai ke horison, Profesor tersebut bertanya, apa artinya Awan Hitam yang menggantung di langit? Jawab Nelayan: “Topan Badai akan segera datang, dan membuat lautan menjadi sangat berbahaya.” Kemudian Nelayan itu bertanya lagi, ”Apakah Bapak bisa berenang?”
            Ternyata sang Profesor tersebut tidak bisa berenang. Nelayan kemudian berkata, ”Saya boleh kehilangan tiga perempat kehidupan saya dengan tidak mempelajari tiga bidang yang Anda katakan tadi, tetapi Anda akan kehilangan seluruh kehidupan yang Anda miliki.” Nelayan tersebut kemudian meloncat dari perahu dan berenang ke pantai, sedangkan Profesor tersebut mati tenggelam!
            Demikianlah dalam kehidupan kita, baik dalam pekerjaan maupun pergaulan sehari-hari. Kadang-kadang kita meremehkan teman, anak buah maupun rekan sekerja. Kalimat “Tahu apa kamu?” mungkin secara tidak sadar sering kita ucapkan ketika kita sedang membahas sebuah permasalahan. Padahal, ada kalanya orang lain lebih mengetahui dan mempunyai kemampuan spesifik yang dapat mengatasi masalah yang timbul. Seorang operator Mesin Offset di percetakan mungkin lebih mengetahui hal-hal yang bersifat teknis daripada atasannya. Intinya, orang yang menggeluti bidangnya sehari-hari bisa dibilang memahami secara detail apa yang dia kerjakan dibandingkan orang luar yang hanya tahu kulitnya saja.
            Ketika muncul orang baru, kita sering mengangap orang baru tersebut tidak mengetahui secara mendalam mengenai bisnis yang kita geluti. Padahal, orang tersebut mungkin saja membawa ide-ide baru yang dapat memberikan terobosan untuk kemajuan perusahaan. Sayangnya, kadang kita lebih sering dibutakan oleh ego, pengalaman, pangkat, jabatan; sehingga mungkin akan menganggap remeh orang lain yang pengalaman, posisi, atau pendidikannya jauh dibawah kita. Keberhasilan kita tergantung pada keberhasilan orang lain juga. Kita semestinya juga menggabungkan kemampuan kita dengan keahlian orang lain juga. Sehingga bila “KAPAL KITA TENGGELAM”, kita masih mungkin akan ditolong oleh orang lain yang kita hargai kemampuannya.
            Tidak seperti Profesor itu yang akhirnya mati tenggelam ketika kapalnya diterpa badai topan dan tidak ada yang menolongnya karena ia tidak menghargai kemampuan Nelayan yang membawanya.
Yang jadi pertanyaan kita sekarang, apakah kita masih suka bertingkah laku seperti Sang Profesor? Bila Ya...seberapa sering?   (sumber inspirasi : majalah Praba, Yogyakarta, 2005/2007?)

CCTV



CCTV




            Instrumen elektronik ini dipergunakan untuk mengawasi segala tindakan atau aktivitas yang cenderung menyimpang dari peraturan atau ketentuan yang berlaku. Gunanya untuk mengendalikan perilaku dan mengamati obyek serta mengarahkan pandangan pengamat untuk mengumpulkan data atau observasi.
            Perilaku manusia tak lepas dari pandangan Tuhan. Bedanya, CCTV adalah pandangan yang terbatas sedangkan mata Tuhan tak terbatas, bahkan data-data ataupun segala tindakan ciptaanNya tak ada yang tersembunyi bagiNya.
            Jika perilaku manusia selalu dalam jangkauan mata Tuhan, hendaklah kita berperilaku yang sesuai dengan peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapanNya.


Monday, 13 March 2017

Obat Asam Urat Paling Murah dan Mujarab



Obat Asam Urat Paling Murah dan Mujarab
(bukan ADVERTORIAL)

            Salah seorang sahabatku, Kasmanan (56 tahun) seorang mekanik senior di bengkel dan variasi mobil di Yogyakarta, mengalami depresi berat setelah selama 3 tahun sejak 2010 hingga 2013 seluruh sendi badannya sulit digerakkan dan terasa nyeri.   Menurut hasil analisa oleh dokter Spesialis Penyakit Dalam, dia menderita asam urat yang sudah akut. Bila bekerja terlalu lama sendi-sendinya bengkak dan harus istirahat. Padahal ia bekerja sebagai mekanik dengan gaji harian. Jika sakit otomatis urusan dapur jadi terganggu. Inilah faktor-faktor yang membuat sakitnya tambah parah. Selama 3 tahun itu, Kasmanan harus menghindari makanan seperti:
  • Jeroan (hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak), makanan laut (udang, kerang, cumi, kepiting); makanan kaleng (kornet, ikan sarden dan ekstrak daging).
  • Emping/melinjo, kangkung dan bayam, daun singkong/ubi, asparagus, buncis dan kembang kol, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, tempe, tauco, tauge, oncom dan susu kedelai.
            Suatu ketika, Kasmanan diajak kenduri di rumah salah seorang saudaranya di Prambanan, dan disitu ia dihidangkan minuman Sekoteng ABC secara terus menerus dan tanpa ia sadari makanan pantangan yang membuatnya sakit sendi menjadi hilang dengan sendirinya. Setelah di coba di rumah beberapa hari ternyata minuman tersebut manjur mengobati penderitaannya selama lebih dari 8 tahun terkena asam urat.
            Dari pengalaman tersebut sampai hari ini Kasmanan selalu rajin mengkonsumsi Sekoteng dan makanan pantangan tidak membuatnya menjadi stres karena reaksi dari minuman sekoteng tersebut terbukti manjur. “Sekarang makan emping satu toples tidak masalah lagi,” katanya sambil tertawa.
            Dari hasil pemeriksaan lanjutan di rumah sakit, Kasmanan dinyatakan sembuh dan hasil analisis laboratorium menyebutkan bahwa kadar Purin dalam tubuh masuk dalam ambang batas normal. Zat Purin adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu. Biasanya asam urat menyerang pada usia lanjut, karena penumpukan bahan purin ini.




GUDANG



GUDANG



Sebuah bangunan tua yang berlokasi di utara bandara Adisucipto Yogyakarta ini masih digunakan untuk menyimpan aneka pupuk kimia milik PT. Pupuk Sriwijaya (PUSRI). Bangunan yang luasnya lebih dari setengah hektar ini memiliki beberapa ruangan, sebagian masih bisa dipakai untuk menimbun pupuk, namun sebagian lain kosong dan terkesan kumuh serta lembab.
Konon, masyarakat di sekitar lokasi merasa ngeri dan angker. Dari kabar burung (rumor) yang sering terdengar, mereka sering melihat penampakan hantu perempuan dan suara tangisan di tengah malam di ruangan gudang yang kosong tersebut.
Pada bagian ruangan gudang yang isi, para petugas logistik menempatkan stok pupuk dengan cara disusun rapi dan tidak lembab sehingga kualitas pupuk tidak rusak untuk jangka waktu tertentu.
Hati manusia juga memiliki ruang yang isi dan kosong. Bila ruangan yang isi tersebut mendapatkan perhatian dengan perbuatan yang baik niscaya hati kita memancarkan isi yang baik, sebaliknya bila ruangan hati kita dibiarkan kosong dan tidak dirawat dengan perbuatan baik maka akan cenderung rusak dan angker karena di situ bersarang roh-roh jahat yang menguasai hati manusia. Roh-roh jahat mengajak manusia untuk selalu berbuat kejahatan.









Saturday, 11 March 2017

Dampak pembangunan hotel terhadap air tanah sekitar



Dampak pembangunan hotel terhadap air tanah warga RW 09 Jogoyudan Jogja

            Menindaklanjuti tulisan saya tentang Orang-Orang Pinggiran, yang saya poskan sejak Oktober 2012 yang lalu, kini muncul beberapa masalah baru mengenai dampak pembangunan hotel terhadap air tanah di sekitar lokasi hotel. 




            Saya ambil contoh adalah hotel Harper by Aston yang terletak di jalan Pangeran Mangkubumi (Margo Utomo) Yogyakarta, setelah dibangun dan beroperasi pada tahun 2015, terjadilah kekeringan yang menimpa sumur-sumur warga Jogoyudan khususnya yang berada di wilayah RW 09, kelurahan Gowongan, Jetis, Yogyakarta.
            Sebelum pembangunan hotel tersebut di atas, air sumur warga sangat jernih dan melimpah. Tetapi kini setelah hotel beroperasi, terjadi rebutan air sumur pada saat jam sibuk rumah tangga ( jam 05.00 – 08.00 WIB). Terjadi antrian yang sering menimbulkan perselisihan antar warga. Sebagai jalan keluarnya, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) bernama HABITAT for Humanity memperbaiki sumur warga tersebut dengan cara memperdalam suntikan ke sumber air dan membuat tandon air yang dapat distrerilisasi menggunakan sinar ultraviolet (UV) matahari langsung.
            Lokasi kampung Jogoyudan yang berada di tepi sungai code menjadikan sumur warga masyarakat relatif lebih dangkal sekitar 5-6 meter sudah mengeluarkan air jernih dan tanahnya hanya pasir dan sedikit cadas (menurut penelitian Geologi, Jogoyudan dahulu adalah daerah aliran sungai. Hal ini dapat dibuktikan dengan jenis batuan dan sedimen yang masih dapat dilihat di wilayah RW 10). Sedangkan hotel mengambil air baku dengan sumur dalam yang memiliki kedalaman lebih dari 80 meter. Inilah salah satu bentuk ketidakadilan sosial bagi seluruh warga Jogoyudan khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya.
            Hal yang seringkali menjadi bahan pertanyaan masyarakat adalah mengapa ijin pemberian hotel di Yogyakarta sangat mudah. Kelak akan muncul hotel-hotel berkelas internasional yang menimbulkan dampak baru terhadap masalah ketersediaan air tanah.
Jika hal itu terjadi maka semboyan tanah airku Indonesia mungkin tidak lagi seakrab jaman Bapak Ibu kita dulu ketika mereka gigih berjuang untuk kemerdekaan Republik Indonesia karena sekarang ini tanah semakin sempit dan air semakin sulit.