Thursday, 21 September 2017

8 tanaman Indonesia paling berkhasiat



8 Tanaman di Indonesia untuk hidup sehat:

1. Teh Hijau (Camellia Sinensis Var Assamica):

Bermanfaat untuk:
A. Menurunkan berat badan dan mempertahankan berat tubuh ideal
B. Mengobati jerawat dan eksim atau peradangan kulit
C. Mengurangi resiko penyakit kanker dan jantung
D. Meningkatkan daya ingat dan kemampuan bekerja
E. Membuat awet muda dan mempertahankan kelembaban kulit
F. Membersihkan gigi

2. Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus):

Merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang bermanfaat untuk:
A. Memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik)
B. Menyembuhkan batuk, masuk angin dan sembelit
C. Menyembuhkan kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis
D. Menyembuhkan radang ginjal dan batu ginjal
E. Mengobati rhematik
F. Menurunkan kadar glukosa darah
G. Sebagai anti bakteri

3. Mengkudu (Morinda Citrifolia, Linn.):

Buah Mengkudu atau sering disebut dengan nama Pace memiliki aroma yang kurang sedap dan rasa yang agak pahit, namun memiliki beberapa khasiat diantaranya:
A. Meningkatkan daya tahan tubuh
B. Menormalkan tekanan darah
C. Mengandung antioksidan
D. Antiperadangan dan antialergi
E. Mangatur siklus energi tubuh
G. Menghilangkan rasa sakit

4. Jahe (Zingiber Officinale):

Umbi Jahe mengandung senyawa oleoresin yang lebih dikenal sebagai gingerol yang bersifat antioksidan, salah satu kegunaannya sebagai komponen bioaktif antipenuaan.
Bermanfaat untuk:
A. Mengobati batuk
B.  Menurunkan tekanan darah tinggi
C.  Membersihkan kotoran di dalam tubuh
D. Mencegah penggumpalan darah
E. Menambah nafsu makan
F. Mengurangi rasa mulas dan perut kembung
G. Mengobati gatal
H. Meredakan sakit kepala
I. Meredakan selesma
J. Menurunkan berat badan

5. Pala (Myristica Fragrans Houtt):

Buah Pala terkenal sejak dulu kala dan memiliki beragam khasiat mulai dari bumbu masakan sampai obat alami. Pulau Banda Neira, Maluku, adalah penghasil buah Pala dengan kualitas terbaik di dunia.
Buah Pala bermanfaat untuk:
A. Mengobati Disentri
B. Mengobati Maag dan perut kembung
C. Menghentikan muntah
D. Mengatasi sulit tidur pada anak-anak
E. Mengobati Rhematik (sabun Pala)
F. Mengobati suara parau
G. Meredakan sakit gigi
H. Menghilangkan jerawat dan noda pada kulit

6. Lidah Buaya (Aloe Vera Linn.):

Lidah buaya adalah sejenis tanaman tropis sukulen yang memiliki bentuk seperti daun berdaging. Daun ini memiliki banyak manfaat, baik sebagai obat alami maupun untuk kosmetik.
Bermanfaat untuk:
A. Mengobati radang tenggorokan
B. Mencegah/mengobati Diabetes
C. Mengatasi batuk
D. Sebagai detoksifikasi racun
E. Mengatasi gangguan pencernaan dan ambeien
F. Menyuburkan rambut rontok
G. Merawat kulit terutama kulit wajah
H. Menjaga kestabilan berat badan

7. Bangle (Zingiber Purpureum Roxb.):


Tanaman Bangle/Bengle/Banglai sering kita temui di kebun-kebun. Bangle memiliki khasiat alami sebagai obat herbal. Manfaatnya adalah:
A. Mengatasi kegemukan/obesitas
B. Mengatasi Rhematik
C. Menurunkan demam, obat sakit kepala
D. Membantu meluruhkan dahak/obat batuk
E. Mengatasi perut nyeri, masuk angin
F. Menghilangkan rasa sakit/analgetik
G. Mengobati sakit kuning/hepatitis
H. Mengatasi sembelit, cacingan

8. Pegagan (Centella Asiatica):

Merupakan tanaman perdu yang sering dijumpai di pematang sawah atau ladang. Tanaman ini mempunyai banyak khasiat.
A. Mengatasi Infectious hepatitis, campak (measles)
B. Mengobati demam, radang amandel (tonsilitis), Bronchitis
C. Mengatasi infeksi dan batu sistem saluran kencing
D. Mengatasi keracunan gelsemium elegans, arsenic
E. Mengatasi muntah darah, batuk darah, mimisan
F. Mengatasi mata merah
G. Mengatasi sakit perut, cacingan, wasir
H. Menambah nafsu makan
I. Mengobati Lepra




Thursday, 14 September 2017

JERAWAT & KOSMETIK



JERAWAT DAN KOSMETIK


Acne Vulgaris (AV) atau jerawat adalah penyakit kulit yang sering ditemui pada usia remaja. AV sering mengenai muka sehingga sulit untuk ditutupi atau disembunyikan serta dapat menimbulkan rasa rendah diri, cemas, depresi dan kehilangan rasa percaya diri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya AV adalah:
  1. Peningkatan produksi sabun
  2. Obstruksi (hiperkornifikasi) duktus pilosebaseus (sumbatan karena asam baselat)
  3. Kolonisasi bakteri dalam folikel sebaseus
  4. Inflamasi (peradangan)



Perawatan kulit pada penderita AV memegang peranan sangat penting pada penatalaksanaan AV karena diharapkan dapat:
  1. Mengurangi produksi lemak kulit
  2. Mengurangi obstruksi duktus pilosebaseus
  3. Mencegah bakteri-bakteri masuk ke dalam folikel sebaseus
  4. Mengusahakan berkurangnya peradangan

Dalam mengobati AV seorang dokter selayaknya memberi nasihat kepada penderita mengenai cara perawatan kulit dan pemakaian kosmetik rias yang rasional.

Kulit Penderita Acne Vulgaris
            Kulit penderita AV umumnya adalah kulit yang berminyak, adapula penderita AV yang berkulit normal, campuran atau kering. Kulit berminyak pada umumnya terjadi saat masa pubertas.
Secara klinis kulit berminyak dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
  1. Simple Greasy Skin
            Tipe kulit ini terdapat pada usia remaja dan dewasa muda. Tanda-tanda kulit jenis ini adalah penebalan kulit dan peningkatan kelenjar sebasea sehingga kulit tampak mengkilat terutama pada area hidung dan dahi (T zone). Pori-pori kulit tanpak melebar (kerosis), bahkan kadang-kadang tersumbat oleh massa kornifikasi yang memberi kesan pada perabaan. Variasinya adalah kulit campuran yang terlihat jelas di muka, yaitu bagian kulit terlihat berkilat dan kerosis tetapi terdapat sebagian plak kulit kering yang ditandai dengan atrofi epidermis dan deskuamasi ringan.

      B. Clinically Greasy Skin
            Kulit berminyak dengan komplikasi berupa AV dan atau dermatitis seboroik. Kulit berjerawat atau yang cenderung berjerawat mengandung lemak permukaan kulit yang lebih banyak daripada kulit normal. Besarnya diameter pori-pori kulit bergantung pada besarnya unit pilosebasea, jadi penderita AV dengan kulit berminyak cenderung mempunyai pori-pori besar.

            Eksresi sebum lebih tinggi secara bermakna pada kulit penderita AV dibandingkan kulit normal. Eksresi sebum setara dengan derajat parahnya penyakit. Jadi penderita AV nodular/konglobat/komedonya besar-besar mempunyai tingkat sebum excretion rate (SER) tertinggi baik pada pria ataupun wanita.

Kosmetik Untuk Kulit Berjerawat
Prinsip umum pemakaian kosmetik untuk kulit berjerawat adalah:
  1. Kosmetik perawatan kulit berjerawat (skin care) yang digunakan dapat mengurangi SER.
  2. Kosmetik yang non aknegenik/non komedogenik

Kosmetik Nonaknegenik/Nonkomedogenik
            Penggunaan kosmetik baik untuk perawatan kulit maupun tata rias pada kulit berjerawat sebaiknya tidak menyebabkan jerawat yang ada bertambah parah. Dikenal istilah akne kosmetik yaitu AV yang ditimbulkan akibat pemakaian kosmetik. Jenis kosmetik yang sering dihubungkan dengan munculnya jerawat adalah kosmetika rias berupa alas bedak (foundation) dan pelembab (moisturizer), serta kosmetik perawatan kulit yaitu krim pembersih. Untuk menghindari terjadinya akne kosmetik sekarang banyak dikenal jenis kosmetik dengan formulasi khusus yang nonaknegenik atau nonkomedogenik.
            Dikenal pula istilah kosmetik yang tidak mengandung minyak (oil free), dan disarankan untuk kulit berminyak/berjerawat. Metode lipid chromatography dengan memakai 25% cotton bond paper dapat memeriksa konsentrasi minyak dalam kosmetik. Sejumlah kosmetik ditempatkan dalam kertas tersebut, sesudah 24 jam hasil migrasi yang terjadi dari minyak dalam kosmetik dapat dievaluasi. Jarak pergerakan minyak setara dengan konsentrasi minyak dalam kosmetik itu. Ternyata hasil pemeriksaan ini menunjukkan bahwa banyak kosmetik yang dinyatakan oil free ternyata tetap mengandung minyak.

Kosmetik Perawatan Untuk Kulit Berjerawat
            Tujuan penggunaan kosmetik perawatan kulit (skin care) pada kulit berjerawat adalah untuk mencegah, kontrol, dan mempercepat penyembuhan AV.
Jenis-jenis kosmetik yang digunakan untuk perawatan kulit berjerawat terdiri atas:

  1. Pembersih Kulit
            Tujuan pembersihan kulit wajah adalah menghilangkan sel-sel mati, kelebihan minyak, keringat, dan kotoran. Pembersih kulit yang paling konvensional adalah sabun, sabun dan air dapat menghilangkan kotoran kulit. Ada sabun yang disebut sabun jerawat (acne-soap/medicated soap) yang mengandung bahan obat semisal sulfur, resorsinol, benzoil peroksida, dan asam salisilat. Bahan aktif ini akan meningkatkan kemampuan pembersih sabun dan meningkatkan pengelupasan kulit permukaan.
            Tetapi sabun bukanlah pembersih yang ideal, karena cenderung untuk mengendapkan ion K dan Mg yang kadang-kadang terdapat dalam air (air berat) yang akan mengurangi daya bersih sabun serta menutup folikel rambut dan kelenjar sebasea. Sabun terdiri dari substansi alkali kuat (NaOH dan KOH) serta asam lemak jenuh dan tidak jenuh, maka sabun dapat mengiritasi kulit. Sabun dengan pH tinggi akan menghilangkan mantel asam pada permukaan kulit. Kerusakan lapisan ini akan memudahkan masuknya benda asing ke dalam kulit dan menambah kulit menjadi kering.
            Sebagai pengganti sabun, kini lebih banyak dipakai deterjen sintetis (syndet), nama lainnya cleanser bar, soapless soap, dermatological bar. Syndet mempunyai pH yang sama dengan pH kulit (pH balanced). Syndet tidak banyak mengganggu mantel asam kulit dan tidak mengendapkan ion K atau Mg yang dapat menutup folikel rambut dan kelenjar sebasea sehingga tidak memperparah jerawat.
            Pembersih lain yang dapat dipakai adalah susu pembersih dengan fase luar air sehingga mudah dibilas. Susu pembersih digunakan untuk mengangkat deep pore dirt, debu, dan sisa-sisa tata rias serta meningkatkan lapisan tipis emulsi minyak di kulit untuk mencegah kekeringan kulit. Dikenal kosmetik pembersih yang disebut rinseable cleanser yang bersifat water soluble dan mudah dibilas dengan air. Pembilasan dengan air perlu untuk menghilangkan kotoran dan sisa-sisa susu pembersih ini.
            Pembersihan kulit biasanya diikuti dengan pemakaian kosmetik penyegar kulit (astringent). Fungsi astringent adalah sebagai disinfeksi, membuat pori-pori kulit terlihat lebih kecil, menghilangkan sisa minyak dan membantu menjaga keseimbangan suasana asam kulit (acid balanced of the skin).

2.      Pelembab Kulit
            Penderita AV dengan kulit berminyak sebaiknya tidak menggunakan pelembab tiap hari. Banyak obat-obat AV yang menyebabkan iritasi serta kulit menjadi kering misalnya asam vitamin A dan benzoil peroksida. Hal ini terutama perlu diperhatikan untuk penderita AV dengan kulit kering. Untuk mengurangi efek iritasi perlu penggunaan krim atau lotion pelembab, yang sebaiknya digunakan hanya pada tempat-tempat tertentu saja yang kering.
            Pelembab untuk kulit berjerawat yang dipakai pada keadaan tertentu tersebut, sebaiknya bebas minyak (oil free) dan tidak mengandung bahan yang komedogenik misalnya lanolin dan vaselin.

      3.   Penipisan Kulit
            Penderita AV dapat memakai sabun yang mengandung butiran-butiran (scrubbing grains) untuk membersihkan kulit mati yang menyumbat pori-pori kulit dan mengurangi kelebihan minyak, menghilangkan komedo terbuka, serta membuat kulit berminyak tampak lebih cerah dan segar. Secara meknis dipakai scrubbing grains dan creams yang tersedia untuk kulit berminyak/berjerawat, dan dianjurkan dipakai seminggu 2X.
Dapat juga dipakai bahan pengelupasan (peeling) superfisial yang mengandung asam alfa hidroksi/asam laktat, asam sitrat dan asam vitamin A.
Penipisan kulit dapt dilakukan pula dengan pemakaian masker yang berbentuk pasta, lumpur (clay) atau gel. Masker pasta dapat menyerap kelebihan minyak dan kotoran serta debris sel sehingga memberi tekstur kulit yang halus dan bersinar. Masker untuk kulit berjerawat yaitu clay masker, masker yang mengandung oatmeal, alkohol dan benzoil peroksida. Pada pembuatan bubuk masker dapat ditambahkan lotion kumerfeldi yang mengandung sulfur untuk mengeringkan kulit. Pemakaian masker ini didahului dengan pengeluaran sebum dari komedo terbuka dengan sendok unna (komedo ekstraktor).

      4.   Pelindung Kulit
            Paparan sinar matahari yang mengandung Ultraviolet (UV) dapat berperan sebagai pedang bermata dua bagi penderita AV, karena sinar UV memiliki efek inflamasi ringan dan efek tanning yang dapat menyembunyikan lesi. Paparan sinar matahari ini juga akan memperparah lesi akne dan memacu terjadinya sunburn. Jadi proteksi terhadap paparan sinar matahari langsung sangat penting untuk kulit berjerawat.
Untuk melindungi kulit berjerawat terhadap paparan sinar matahari langsung dapat memakai pelindung fisik seperti payung atau topi lebar. Secara kimiawi dianjurkan untuk memakai tabir surya yang nonkomedogenik dan tidak berminyak. Bahan alami yang terbaik adalah dari cairan keringat Kuda Nil.

Facial Untuk Kulit Berjerawat
            Facial merupakan bagian dari perawatan kulit yang sering dilakukan di salon kecantikan. Dikenal istilah facial treatment yang bertujuan untuk memperbaiki suatu kondisi kulit tertentu termasuk kulit berjerawat yaitu:
    1. Mengurangi ekskresi sebum kulit berjerawat
    2. Menghilangkan komedo tertutup (blackheads)
    3. Membersihkan kulit
    4. Menggunakan preparat kosmetik perawatan kulit yang mengandung obat untuk kulit berjerawat.



(dari berbagai sumber)



Wednesday, 13 September 2017

OSTEOPOROSIS



Mengenal OSTEOPOROSIS


Apakah Osteoporosis itu?
            Osteoporosis adalah suatu keadaan dimana kepadatan tulang mulai berkurang dan disertai kerusakan mikroarsitektur tulang sehingga tulang akan menjadi rapuh.


Apa Penyebab Osteoporosis?
            Osteoporosis dapat terjadi karena metabolisme tulang yang terganggu yaitu kerja sel penghancur tulang yang melebihi kerja sel pembentuk tulang. Lama kelamaan tulang menjadi keropos. Gangguan ini bisa terjadi secara alamiah karena proses menua yang disertai dengan menurunnya hormon, kurang asupan Kalsium dan vitamin D, disertai dengan faktor-faktor pendukung lainnya.

Bagaimana Gejala Osteoporosis?
            Osteoporosis terjadi secara diam-diam dan tanpa gejala, sehingga seringkali seseorang tidak menyadari dirinya sedang menderita Osteoporosis sampai terjadinya patah tulang.
Bagaimana Mengetahui Terjadinya Osteoporosis?
Untuk dapat mengetahui secara dini dapat digunakan beberapa pemeriksaan seperti:
  1. Pengukuran kepadatan massa tulang (Bone Mineral Density/BMD) dengan Densitometer.
  2. Pemeriksaan laboratorium dengan mengukur petanda biokimiawi untuk mengetahui keseimbangan pembentukan dan penghancuran tulang.

Bagaimana Mencegah Osteoporosis?

  1. Kalsium yang Cukup: Kalsium diperlukan oleh tubuh untuk pembentukan tulang, karena itu kebutuhan akan Kalsium harus terpenuhi. Sumber Kalsium yang terbaik adalah makanan, tetapi bila tidak mencukupi maka diperlukan tambahan Kalsium dari suplemen Kalsium. Makanan yang mengandung Kalsium: susu, keju, yoghurt. Kebutuhan Kalsium usia >50 tahun adalah 800-1200 mg.
  2. Vitamin D: diperlukan untuk membantu penyerapan Kalsium pada usus sehingga asupan Kalsium dapat digunakan tubuh dengan maksimal. Kebutuhan vitamin D usia >50 tahun adalah 5 mcg.
  3. Bifosfonat: obat golongan Bifosfonat bekerja dengan cara menghambat kerja sel penghancur tulang secara berlebihan. Beberapa jenis obat golongan Bifosfonat seperti: Alendronate, dapat dipergunakan untuk mencegah terjadinya Osteoporosis.
  4. Olah raga yang teratur: dianjurkan untuk melakukan Weight Bearing/ olah raga yang memberikan tekanan pada tulang.
  5. Memperbaiki kebiasaan hidup/Habitus: menghindari merokok, alkohol, dan kopi yang berlebihan karena dapat mengganggu pembentukan tulang.
  6. Pemeriksaan tulang: melakukan pemeriksaan tulang untuk mengetahui Osteoporosis secara rutin.

Apa Akibat Osteoporosis?
            Mudah terjadi patah tulang hanya karena trauma ringan ataupun saat mengangkat beban berlebih. Tubuh makin lama makin membungkuk, jadi sebelum terjadi patah tulang sebaiknya segera lakukan pencegahan maupun pengobatan Osteoporosis.

Bagaimana Mengobati Osteoporosis?
    1. Terapi hormon pengganti pada wanita post menopause. Terapi ini selain dapat mengobati Osteoporosis, juga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup wanita.
    2. Kalsium dan Vitamin D: asupan Kalsium dan vitamin D harus memenuhi kebutuhan tubuh.
    3. Bifosfonat: obat golongan bifosfonat selain dapat dipergunakan untuk pencegahan Osteoporosis juga dapat digunakan untuk mengobati Osteoporosis karena kerjanya yang spesifik menghambat terjadinya pengeroposan tulang dengan cara menghambat kerja sel penghancur tulang.
    4. Calcitonin: Obat ini harus diberikan dalam bentuk suntikan/spray. Untuk mendapatkan hasil terbaik, pengobatan harus dilakukan secara terus menerus.


            Gizi yang cukup terutama asupan Kalsium dan vitamin D merupakan pilar utama untuk mencegah dan mengobati Osteoporosis. Status Kalsium dan vitamin D sangat penting pada semua kelompok umur, khususnya pada anak-anak dan usia lanjut (lansia). Pada lansia, dengan pemberian Kalsium dan vitamin D dapat menurunkan kehilangan massa tulang dan juga menurunkan resiko Fraktur (patah tulang).
            Tulang terdiri dari 99% suplai Kalsium dalam tubuh dan sisanya (1%) disirkulasi dalam peredaran darah dan merupakan bagian penting untuk kerja syaraf, fungsi jantung, kontraksi otot dan pembekuan darah (seely dkk, 1991). Tulang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan Kalsium; saat diperlukan oleh tubuh Kalsium akan dilepas untuk menjaga konsentrasi serum. Densitas massa tulang dicapai pada akhir masa pertumbuhan. Meskipun massa tulang optimal (peak bone mass) dipengaruhi oleh banyak fakstor (Hunt, 1994), asupan Kalsium dari lahir sampai masa remaja merupakan kontributor utama. Pengaruh asupan Kalsium pada masa dewasa tidak banyak diketahui, akan tetapi bukti-bukti menunjukkan bahwa mereka dengan asupan Kalsium kuat sejak usia dini kecil sekali terkena resiko Osteoporosis di usia senja.
            Heaney (1987) mengemukakan bahwa massa tulang merupakan hasil perpaduan 3 faktor yaitu: Keturunan, Aktivitas fisik, dan Nutrisi.
Diet yang optimal untuk mencegah dan mengobati Osteoporosis mencakup asupan energi yang kuat untuk mencegah malnutrisi, asupan Kalsium dan vitamin D. Protein yang berasal dari hewani dan nabati merupakan komponen penting pada diet sehari-hari terutama untuk kalangan lansia wanita yang sudah menderita Osteoporosis. Peneliatian yang dilakukan terhadap 82 orang lansia wanita yang sudah menderita patah tulang panggul (hip fracture) dan diberikan diet tinggi protein dan rendah protein beserta suplemen vitamin D dan Kalsium, hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang mendapat diet protein tinggi mempunyai densitas tulang yang lebih baik pada proximal femur setelah 1 tahun intervensi. Selain itu, rata-rata jangka waktu rehabilitas bagi mereka juga lebih pendek dibanding lansia dengan diet rendah protein.
Manfaat Asupan Kalsium yang Kuat
            Konsumsi Kalsium yang kuat sejak usia dini menurunkan kehilangan massa tulang saat usia dewasa. Beberapa penelitian tentang Kalsium menemukan fakta bahwa keseimbangan Kalsium dalam tubuh terkait erat dengan konsumsi Kalsium. Semakin rendah konsumsi Kalsium seseorang maka keseimbangan Kalsiumnya akan makin  negatif, bila asupan ditingkatkan maka keseimbangannya dapat diperbaiki. Di negara-negara Eropa dan amerika ditemukan bahwa keseimbangan Kalsium positif tercapai bila asupan Kalsium ≥ 1000mg/hari bagi wanita menopause dan ≥1500 bagi wanita menopause yang tidak memakai estrogen.

Kalsium Dalam Bahan Makanan
            Susu dan hasil olahannya merupakan sumber Kalsium yang paling baik secara kuantitatif. Tingginya bioavailabilitas Kalsium pada susu dan hasil olahannya karena kadar vitamin D dan Laktosa, yang keduanya meningkatkan penyerapan Kalsium di usus. Namun tidak semua produk susu merupakan sumber Kalsium yang baik. Mentega,cream, dan keju dari cream mengandung rendah Kalsium tapi tinggi lemak.
Selain produk susu, masih banyak bahan makanan yang merupakan sumber Kalsium yang baik. Misalnya sayuran hijau, ikan kaleng yang dapat dimakan dengan tulangnya seperti sarden dan Salmon, tahu dan produk kedelai lainnya diolah dengan Kalsium Koagulat.
Ket: Bayam bukan merupakan sumber Kalsium yang baik karena kandungan Oksalat yang tinggi yang dapat mengurangi penyerapan Kalsium (Heaney, 1993)

            Kandungan Kalsium yang rendah dan sumber utama Kalsium yang bukan dari susu merupakan gambaran unik diet masyarakat di Asia termasuk Indonesia. Sumber utama Kalsium adalah ikan, sayur-sayuran, kedelai dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe. Penyerapan Kalsium yang dari sayur-sayuran (kecuali bayam) dan kacang-kacangan sama baiknya dengan Kalsium dari susu (Weaver, 1992), meskipun kadarnya lebih rendah dari produk susu dan olahannya.

Vitamin D
            Penting bagi kesehatan tulang karena bentuk aktifnya yaitu 1,25-dihydroxy vitamin D merangsang penyerapan Kalsium di intestinal. Lansia pria dan wanita berisiko tinggi akan defisiensi vitamin D karena lansia mengabsorbsi vitamin D dari makanan sehari-hari lebih sedikit. Kemudian, kandungan 7-dehidro-cholesterol yaitu suatu substrat untuk vitamin D, rendah pada epidermis lansia sehingga sintesa vitamin D pada kulit menurun. Selain itu lansia menghabiskan waktu berjemur lebih sedikit dibanding orang yang relatif lebih muda.

Berat Badan dan Osteoporosis
            Pada masa lalu, overweight (bukan obesitas) dapat mengurangi resiko Osteoporosis. Hasil-hasil penelitian cross-sectional  banyak mendukung pendapat tersebut. Penelitian longitudinal terbaru menemukan bahwa peningkatan berat badan mempunyai efek yang bermanfaat bagi kesehatan tulang. Manfaat maksimal yang dapat diperoleh bila berat badan mencapai 110% dari berat badan ideal (110% BBI).
            Penelitian terbaru menghasilkan bahwa berat badan yang ekstrem (terlalu rendah atau terlalu tinggi) merupakan salah satu faktor resiko Osteoporosis. Obesitas juga bukan bersifat protektif. Pada wanita menopause, berat badan berhubungan dengan penurunan densitas tulang dan kehilangan massa tulang. Disamping itu, penurunan berat badan berasosiasi dengan fraktur tulang belakang, tapi tidak dengan fraktur periperal.

Nutrisi dan Penyembuhan Fraktur
            Penyembuhan fraktur adalah bentuk khusus penyembuhan luka dimana terjadi peningkatan deposit Garam Kalsium sehingga struktur tulang cukup kuat untuk menopang beban mekanik. Selain vitamin D dan Kalsium, deficiency vitamin C mempengaruhi integritas Kalogen. Vitamin K juga berperan dalam sintesis protein tulang yaitu osteocalcin. Osteocalcin adalah protein tulang yang tergantung vitamin K (vitamin K dependent bone-spesific protein) yang merupakan aktivitas osteoblast (Lian & Gunberg, 1988; Melick dkk, 1985)
            Osteocalcin berperanan sebagai prekursor osteoclast dan monocytes, meningkatkan penempelan sel tulang  yang terserap dan berfungsi dalam proses remodelling tulang. Pentingnya peran osteocalcin dalam penyembuhan tulang muncul ketika pasien Osteoporosis mempunyai kadar vitamin K yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kontrol (Knapen dkk, 1989). Masih banyak hal yang belum dapat terungkap terutama hubungan faktor nutrisi dan healing, oleh sebab itu perlu penelitian lebih lanjut dan akurat yang bersifat komprehensif.

Kesimpulan
Asupan gisi merupakan faktor resiko perkembangan Osteoporosis, disamping faktor genetik, status menstruasi, aktifitas fisik yang rendah, obat-obatan tertentu dan merokok. Selain pengaruh makanan dan kebiasaan makan terhadap kesehatan tulang hanya difokuskan pada Kalsium dan vitamin D. Zat gisi lainnya seperti protein, serat makanan ternyata juga relevan dalam hal Osteoporosis baik melalui bioavailabilitas Kalsium atau melalui mekanisme yang lain.

Daftar Bacaan
  • Melick dkk. Plasma Osteocalcin in man. Aust NZ J Med 1985; 15:410-16
  • Heaney RP, Weaver CCM, Recker RR. Calcium Absorbability from Spinach. Am. J. Clin. Nutr, 1987;47:707-9
  • Heaney RP, Weaver CM. Oxalate in Vegetables Effect on Calcium Absorbability. J. Bone. Miner. Res 1993;8;S 333
  • Weaver CM, Calcium Bioavailability and its relation to osteoporosis. PSEBM 1992; 200; 157-60
  • Knappen MH, Hannulyah K & Vermure. The Effect of Vit K Suplementation on circulating osteocalcin (bone gla protein) and urinary Ca excretion. Ann Intern Med 1989; 111; 1001-5
  • Lian JB & Gunberg CM. Osteocalcin; biochemical considerations & clinical applications. Clin Orthop 1988: 267-91