PURING - Apuraning Dosa Kawula
Tanaman
yang berdaun indah yang warnanya sangat mencolok dan memukau ini mudah tumbuh
di Indonesia maupun negara-negara tropis lainnya, baik dataran rendah maupun
dataran tinggi. Puring mudah tumbuh di daerah tropis dan di daerah Jawa Tengah,
DIY, dan Jawa Timur ini, Puring sering kita jumpai tumbuh di pemakaman.
Dari
tradisi nenek moyang turun temurun, terdapat filosofi yang mendalam mengapa
tanaman Puring ini banyak ditanam di kuburan. Makna Puring yang berhasil
dilacak adalah senantiasa mohon pengampunan dari Tuhan maupun dari sesama yang
masih hidup. Puring berarti Apuraning
Dosa Kawula (Ampunilah Dosa Hamba). Oleh karena itulah Puring ditanam di
pemakaman supaya yang telah meninggal ataupun keluarga yang ditinggalkan memperoleh
pengampunan dari Tuhan dan sesamanya.
Tradisi
Jawa banyak makna yang tersembunyi dalam berbagai kemasan yang unik, jika tidak
dirasionalisasi bisa jatuh kedalam pemahaman yang keliru. Sebagai contoh,
tradisi nenek moyang ketika menghuni rumah baru, seseorang Jawa biasanya
disarankan untuk menanam pohon Andong, Puring, dan Jambe. Selain sebagai
tanaman hias, tanaman-tanaman tersebut memiliki nuansa spiritualitas yang luhur
dalam menapaki kehidupan di tempat yang baru.
Pohon
Andong ada yang berwarna merah dan ungu. Pohon Andong Merah artinya Asung
Pandonga (senantiasa berdoa). Memuji dan memuja Tuhan, jangan sampai
manusia itu melupakan kewajibannya untuk selalu bersyukur atas kehidupan ini.
Oleh sebab itulah tanaman Andong ini ditanam di kanan-kiri pintu rumah. Tanaman
Andong Ungu artinya jika lupa bersegeralah untuk bangkit kembali mengucapkan
syukur, dalam doa, karena melalui Tuhan-lah manusia diperkenankan hidup.
Jika
sudah menghunjukkan doa syukur, karena manusia sering jatuh kedalam kesalahan
maupun dosa, segera minta pengampunan dari Tuhan dan sesama yang telah
dirugikan. Dengan demikian, manusia yang telah diampuni kesalahan dan dosanya
juga ikhlas mengampuni kesalahan sesamanya. Karena itulah makna tanaman Puring
ini di tanam sebagai lambang niat untuk meminta ampun dan memaafkan sesamanya.
Pohon
Jambe atau Pinang, artinya manusia Jawa selalu diingatkan bahwa setelah
menapaki kehidupan lahir batin yang telah dimaknai sebagai tanaman Andong dan
Puring, mendapatkan kasih karunia Tuhan berupa rejeki yang tak ternilai yang
dalam bahasa Jawa disebut Beja atau
keberuntungan. Beja atau
keberuntungan itulah yang digambarkan dengan Jambe yang artinya Beja ing Tembe (beruntung dikemudian
hari)
Di
daerah Adipala, Cilacap-Jawa Tengah, terdapat suatu tempat bersemedi di bukit
Selok yang bernama Jambe Lima dan Jambe Pitu, yang senantiasa didatangi oleh
mantan presiden Soeharto. Di tempat tersebut memang ada pohon yang berjumlah 5
dan 7. Jikalau manusia sudah dapat mengendalikan ke-5 pancainderanya dan di
tuju(h)kan untuk kesejahteraan alam, sesama makhluk hidup, menyatu dengan Sang
Pencipta Alam Semesta, serta telah mendapatkan pertolongan (PITU-lungan) dari
Tuhan, dikemudian hari akan memperoleh kebahagiaan dan kedamaian yang sejati
dan abadi.
No comments:
Post a Comment