MATA: Jendela Hati atau Jendela Ilmu
Pengetahuan?
Beberapa manusia
yang memiliki indera penglihatan yang baik mungkin dapat mengatakan bahwa mata
adalah jendela hati karena dengan penglihatan yang baik manusia dapat menikmati
pemandangan alam yang indah-indah sehingga menyenangkan hati, atau ada yang
mengatakan mata adalah jendela ilmu pengetahuan karena dengan memiliki indera
penglihatan yang baik maka manusia dapat mencari ilmu pengetahuan
setinggi-tingginya dengan cara membaca, melihat televisi dan beberapa media
visual lainnya. Kedua pendapat itu tidak ada yang salah tergantung dari sudut
mana kita memandang persepsi tersebut.
Namun bagi orang
yang amemiliki kelainan indera penglihatan tentu kedua hal diatas mungkin tidak
berlaku. Lalu apa yang dapat kita lakukan bila kita sendiri memiliki indera
penglihatan yang kurang baik? Pemeriksaan medik mata yang dilakukan oleh dokter
spesialis mata berbeda-beda bagi setiap penderita/pasien. Hal itu tergantung
dari usia, riwayat kesehatan diri dan keluarga, juga faktor-faktor lain yang
ada kaitannya dengan kelainan atau penyakit mata. Ilmu kedokteran modern yang
mempelajari tentang mata adalah Ophthalmologi.
Riwayat Medik:
Pada pemeriksaan awal, seseorang akan
ditanyakan tentang riwayat medik dan keluarga Anda. Pemerikasaan ini mencakup
tentang kesehatan umum, riwayat alergi obat atau makanan yang sering dikonsumsi
dan riwayat pembedahan oada mata. Selama pemerikasaan tersebut seorang pasien
dimintai keterangan secara lengkap dan jujur. Apabila pasien tidak mampu berkomunikasi
dengan baik atau kooperatif maka dapat diwakilkan pihak keluarga atau kerabat
yang mengetahui keadaan pasien.
Pemeriksaan Mata:
1.
Pemeriksaan Tajam Penglihatan:
Tajamnya
penglihatan atau kemampuan seorang pasien untuk melihat secara detail harus
dengan menggunakan penglihatan sentral, yaitu pasien diminta untuk membaca
huruf-huruf pada chart projector yang
hurufnya semakin mengecil, umumnya memakai jarak sekitar 5-6 meter. Pemeriksaan
tajam penglihatan dapat dilakukan tanpa kacamata atau dengan kacamata yang
dimiliki pasien. Tajam penglihatan kanan dan kiri mungkin saja berbeda.
Kelemahan tajam penglihatan pada satu mata bisa saja tanpa disadari.
Karena mata yang
kuat mendominasi persepsi penglihatan,kelainan mungkin baru terbukti setelah
pasienmemeriksakan diri. Bila pasien sudah memakai kacamata,kekuatan ukuran
kacamata dapat diukur juga. Ukuran kacamata yang biasa dipakai oleh pasien
merupakan data penting bagi dokter spesialis mata,meskipun kacamata itu jarang
dipakai. Kelainan refraksi dinyatakan apabila bayangan tidak terfokus
dengan baik pada retina.
Kelainan Refraksi mencakup:
- Miopia atau Rabun Jauh, yaitu kabur apabila melihat benda-benda yang
letaknya jauh.
- Hipermetropia atau rabun apabila melihat benda yang letaknya jauh maupun dekat.
- Astigmatisme yaitu distorsi penglihatan akibat sinar yang datang tidak
dibiaskan secara seimbang pada saluran meridian.
- Presbiopia atau mata tua yaitu sulit memfokuskan objek dekat karena
kelemahan akomodasi.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk
mendapatkan ukuran kacamata atau lensa kontak, antara lain dipakai alat yang
disebut Foroptor yaitu lensa uji terpasang kompak, dan tinggal
putar saja untuk mengatur kekuatan lensanya. Lensa uji coba dapat pula dipasang
pada sebuah bingkai uji coba untuk sebelumnya dilakukan pemeriksaan auto refraktometer atau komputer refraksi untuk melihat
besar nya kelainan refraksi secara objektif.
2.
Pemeriksaan Otot-Otot Mata:
Dengan
pemeriksaan gerakan bola mata dapat diketahui ada tidaknya kelainan saraf otot
penggerak mata, kelainan koordinasi atau mata juling. Gerakan mata normal
tergantung dari fungsi dan kesehatan 12 buah otot bola mata, tiap-tiap mata
memiliki 6 buah otot.
Di
dalam mata terdapat pula otot yang amengatur gerakan orang-orangan mata atau pupil, otot ini dipariksa dengan melihat
reaksi pupil terhadap rangsangan
cahaya. Adanya reaksi pupil abnormal
mungkin menunjukkan adanya kelainan syaraf mata.
3.
Pemerikasaan Tekanan Bola Mata
Dengan Tonometer:
Pemeriksaan ini dikerjakan pada pasien dengan keluhan kecurigaan adanya
gangguan tekanan bola mata pasien dengan menggunakan Tonometer Schiotz bagi
pasien yang berumur 40 tahun biasanya diperiksa tekanan bola matanya.
4.
Pemeriksaan Mata Luar:
Dokter spesialis mata melakukan observasi
denga teliti mulai dari kelopak mata, kelenjar air mata, sistem pembuangan air
mata, dan kesehatan disekitar mata.
5.
Pemeriksaan Mata Dengan Lensa
Pembesar dan atau Biomikroskop:
Pada pemeriksaan biomikroskop ada seberkas cahaya diarahkan ke dalam
mata dan dokter spesialis mata melihat dengan sebuah mikroskop khusus akan
terlihat kornea, iris, lensa, korpus
vitreum bagian depan secara rinci. Dengan mempergunakan alat ini adanya
katarak sudah dapat dilihat sebelum mengganggu penglihatan.
6.
Pemeriksaan Oftalmoskopi :
Oftalmoskop adalah alat yang amemancarkan seberkas sinar ke dalam mata,
memungkinkan seorang dokter spesialia mata memeriksa retina atau bagian
belakang bola mata melalui pupil. Pemeriksaan Oftalmoskopi dan penafsiran hasil pemeriksaan ini merupakan bagian
terpenting dari rangkaian pemeriksaan medik yang komprehensif. Dengan prosedur
ini dapat dilihat gejala-gejala yang menunjukkan adanya retina lepas, glaukoma,
tekanan darah tinggi, penyakit diabetes
melitus (DM), tumor otak dan penyakit lainnya.
7.
Pemeriksaan Lapang Pandangan:
Dalam kondisi tertentu, dokter spesialis mata ingin memeriksa lapang
pandangan (penglihatan perifier)
pasien. Informasi yang didapatkan bermanfaat untuk menilai glaukoma dan tumor
pada otak atau mata. Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk menentukan penyebab
sakit kepala.
8.
Pemeriksaan Tambahan Lainnya:
Apabila dengan beberapa pemeriksaan di atas masih dianggap kurang untuk
mendukung tegaknya diagnosis maka diperlukan beberapa pemeriksaan tambahan
lainnya seperti: Synoptophore Steroskopi Test,
Retinometer, Prisma Goneolens, USG Mata, Biometri, Foto Fundus,
Foto Fundus Fluorescein Angiografi (
Foto FFA), laboratorium.
9.
Penafsiran Hasil Pemeriksaan :
Data yang didapat dari berbagai pemeriksaan mata akan dinilai dan
ditafsirkan oleh dokter spesialis mata. Bila ditemukan adanya penyakit yang
perlu ditangani secara medik maupun bedah, dokter spesialis mata mungkin akan
menganjurkan pasien menjalani pemeriksaan lebih lanjut, memberikan resep obat,
pembedahan dengan laser atau konvensional. Bila ditemukan kelainan refraksi yang perlu dikoreksi, dokter
spesialis mata akan memberikan resep untuk mendapatkan kacamata atau lensa
kontak. Jika pemeriksaan masih kurang kemungkinan besar pasien akan dirujuk ke
rumah sakit lain, yang mempunyai peralatan yang lebih lengkap.
Sumber: RS Mata “DR Yap” dan berbagai sumber.