Wednesday, 26 July 2017

cara bijak memanfaatkan uang receh



CARA BIJAK MEMANFAATKAN UANG RECEH:


             Uang receh atau uang logam sudah biasa Anda temukan di rumah karena tidak lagi digunakan untuk belanja. Selain kotor, uang receh ini enggan kita pakai untuk belanja karena nilainya relatif kecil jika dibandingkan dengan uang kertas.
            Namun lambat laun dengan berlalunya waktu, semakin lama semakin banyak uang receh yang kita timbun di rumah atau kadang hanya dibuang begitu saja karena kita kurang menghargai nilai tukar uang tersebut dan mungkin saja kita tidak pernah mengenal lebih jauh perjuangan orang-orang yang mengumpulkan uang senilai uang receh itu demi mempertahankan hidupnya.
            Mbok Sutarmi (49 tahun) asal Banyumas rela menjadi kuli pembuat batu bata merah di Godean, Sleman, Yogyakarta dengan bayaran untuk 1 bata merah Rp. 100,-. Dalam sehari bekerja selama 8 jam, Mbok Tarmi, demikian ia akrab dipanggil, mampu mengumpulkan uang 20.000 rupiah saja. Artinya Mbok Tarmi setiap hari harus membuat batu bata merah 200 buah dengan cetakan kayu. Batu bata tersebut masih basah dan belum dibakar. Ia bersemangat diusianya yang hampir senja karena harus memenuhi kebutuhan anaknya yang kembar (susi dan susan) yang masih menempuh pendidikan setingkat Sekolah Menengah Pertama.
            Pak Samino (55 tahun) asal Bantul, Yogyakarta, menjadi pembuat batu bata di Dusun Kasongan, Kasihan, Bantul, Yogyakarta selama 20 tahun lebih. Ia memperoleh upah Rp.75,- untuk 1 batu bata. Dalam sehari ia mampu menghasilkan sekitar 18.000 rupiah saja dan uang ini ia pergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama Ainnur (5 tahun) yang Insya Allah tahun 2017 ini masuk Taman Kanak-Kanak.
            Agus Irawan (17 tahun), seorang siswa SMKN 2 Yogyakarta, rela bekerja sebagai tenaga cuci piring di Rumah Makan Padang Duta Minang selepas sekolah ( biasanya jam 17.00 – 19.00 WIB) untuk mendapatkan uang tambahan membeli peralatan sekolah. Penghasilan yang ia dapatkan adalah Rp. 100,- per piring kotor yang dicuci. Selama 2 jam ia bekerja, Agus memperoleh uang antara 20-25 ribu rupiah. Dia tidak malu bila berjumpa dengan teman-temannya. Prinsipnya adalah bekerja halal demi kebutuhan hidupnya sendiri karena orang tuanya tidak mampu menambah biaya pendidikannya.
            Uang receh yang kita punya, bila tidak digunakan lagi alangkah baiknya bila kita kumpulkan dalam suatu wadah, makin lama makin banyak dan dapat kita sumbangkan untuk keperluan saudara kita seperti yang Penulis ceritakan di atas. Semoga rejeki yang dititipkan Tuhan dapat kita salurkan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan.

No comments: