Saturday, 14 October 2017

STRESS



STRESS

            Setiap orang pasti pernah mengalami stres, terlebih bagi warga kota besar yang menjadi makanan sehari-hari adalah rasa stres. Baragam faktamembuktikan bahwa stres merugikan tubuh kita.

STRES & SISTEM KEKEBALAN TUBUH
            Ketika tubuh dan pikiran kita sedang menghadapi sesuatu yang mengancam, ada 2 respon yang dapat terjadi yaitu, melawan dan yang satu lagi malah ikut terseret oleh ancaman tersebut. Pada umumnya sistem syaraf bereaksi lebih dulu dengan mengirimkan hormon Adrenalin (tandanya denyut jantung yang makin lama makin cepat), hormon Kortisol (berfungsi melepas glukosa ke peredaran darah sebagai energi), serta hormon-hormon stres lain. Hormon-hormon tersebut membuat tubuh bereaksi melakukan perlawanan terhadap ancaman tersebut.
TANDA BILA KITA SEDANG STRES:

RAMBUT
Dari hitam menjadi coklat kusam. Ubanan sebelum waktunya. Terjadi kerontokan.
MATA
Ketajaman penglihatan terganggu, pandangan kabur, tidak fokus.
DAYA PIKIR
Kemampuan berpikir dan daya konsentrasi menurun, pelupa.
KULIT
Terasa panas, dingin,keringat berlebihan, kulit kering, kulit wajah sering berjerawat.
MULUT
Mulut dan bibir terasa kering, tenggorokan terasa ada ganjalan sehingga sulit untuk menelan.
JANTUNG
Berdebar-debar makin cepat.
PERNAFASAN
Sesak dan berat.
PENCERNAAN
Kembung, mual, perih.
OTOT
Tegang dan pegal.
LIBIDO
Menurun atau malah meningkat dari biasanya.
EKSPRESI WAJAH
Tegang, dahi berkerut, mimik serius, bicara tidak dapat santai.
TELINGA
Pendengaran sering terganggu oleh suara denging tanpa sebab.

ADVIS: Aturlah rutinintas Anda, baik pekerjaan, rumah tangga maupun kehidupan sosial. Berpikir dalam-dalam sebelum membatalkan hang out dengan sahabat, karena sebuah studi menyatakan ketika kita sedang bergembira, tubuh meningkatkan persediaan Oksitoksi (hormon penghilang stres).
Cukup vitamin dan makanan Anda. Tidak perlu menambah suplemen jika pola makan Anda sudah benar.

STERS & SISTEM PENCERNAAN
            Ketika Anda sedang merasakan bahwa perut seperti dikocok-kocok dan sering terasa terbakar, mungkin bukan karena Anda salah makan. Hal itu bisa jadi disebabkan oleh karena Anda sedang sebal atau kesal seperti misalnya macet.
            Sebuah studi dari University of Reading’s School of Food Biosciences menyatakan bahwa stres sering kali berwujud pada sistem pencernaan yang tidak beres. Kehadiran hormon-hormon penyebab stres itu membuat kinerja sistem pencernaan Anda melambat sehingga makanan lebih lama tertahan dalam usus. Akibatnya keseimbangan mikroorganisme usus yang membantu memecah makanan jadi terganggu sehingga perut jadi tidak nyaman.
ADVIS:
Perbanyak makan sayur dan buah-buahan segar. Pisang, bawang putih dan bawang daun merupakan makanan yang bisa mengembalikan bakteri ‘baik’ dalam perut.

STRES & MOOD
            Kepribadian Anda cepat berubah-ubah, tiba-tiba Anda minder, mudah tersinggung, gampang merasa bersalah, dan selalu diliputi perasaan pesimis. Ini bisa menjadai awal masalah yang lebih serius. Secara tidak wajar, tingginya kadar hormon ACTH (kortikotropin) yang menstimulasi pelepasan kortisol, bisa menjadi pertanda kasus depresi.
ADVIS:
Jauhi camilan manis. Setiap kali sedang down, tubuh kita memang selalu membutuhkan karbohidrat. Makanan yang manis-manis bisa membuat Anda merasa nyaman dalam waktu yang singkat, tetapi juga akan menyebabkan mood Anda menurun dengan cepat.
Sadari berpikir negatif menjadi penyebab stres. Untuk itu, bersegeralah Anda mengubah pola pikir sehingga mood Anda kembali membaik.

STRES & TIDUR
            Jika Anda banyak pikiran, maka tidurpun menjadi tidak nyenyak. Tidur yang tidak nyenyak-apalagi terputus ditengah jalan-dapat menyebabkan surutnya energi. Apabila serotonin dan melatonin (dua hormon yang mengatur siklus tidur tubuh Anda) tidak dalam kadar yang optimal, akibatnya adalah tidur Anda akan terganggu. Kadar kortisol yang tinggi juga dapat dipastikan membuat tidur tidak nyenyak. Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa penderita insomnia yang sudah kronis memiliki kadar kortisol yang lebih tinggi dibanding yang tidak punya masalah tidur.
ADVIS:
Menulis. Setiap malam menjelang tidur, catat semua pikiran, hal-hal yang menjadi perhatian Anda, dan apa yang akan Anda lakukan esok hari. Lalu, lupakan itu semua.
Jangan melakukan olah raga berat setelah pukul 6 petang, metabolisme tubuh yang meningkat cepat justru akan membuat Anda sulit tidur.

STRES & FERTILITAS
            Memang belum ditemukan hubungan langsung antara stres dan kesuburan, tetapi beberapa studi membuktikan bahwa wanita yang sangat stres banyak yang terganggu siklus ovulasinya.
ADVIS:
Carilah ketenangan. Lakukan aktivitas seperti yoga, meditasi, dan olah raga yang dapat membuat otot menjadi rileks.
Rasakan dan nikmati tiap detik hidup Anda. Belajar mengapresiasi hal-hal kecil, seperti mencicipi makanan favorit.

PSIKOSOMATIK
            Stres juga kadang menyebabkan gangguan fisik yang disebut penyakit Psikosomatik. Menurut psikiater Prof. DR. Dr. Dadang Hawari dan juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, kasus psikosomatik ini seringkali menimpa para pekerja kantoran. “Penyakit ini tidak mengenal dari kalangan mana si penderita, ia bisa menyerang siapa saja. Semua orang yang tak bisa mengendalikan stres, ujung-ujungnya mengalami keluhan fisik, atau somatik,” kata Dadang, demikian ia akrab disapa.
            Penyakit psikosomatik ini memang jarang menyebabkan kematian, namun keluhan-keluhannya seperti mual, otot pegal, jantung berdebar-debar, hingga tubuh kian lama kian lemah menyebabkan seseorang tidak nyaman. Dan hal itu juga bisa mengganggu pekerjaan atau aktivitas harian lainnya.
            Secara ilmiah, stres adalah respon tubuh terhadap tekanan mental dan tekanan kehidupan, atau sering dikenal dengan tekanan psikososial. Pada tahap awal, kadang orang tidak menyadari bahwa ia sedang mengalami stres. Hal ini terjadi karena tahapan stres muncul secara lambat, dan baru terasa setelah mencapai tahapan lanjut hingga mengganggu kehidupan sehari-hari di rumah, tempat kerja, lingkungan sosial dan lainnya. Makin tinggi tingkatan stres makin besar pula gangguan fisik yang mungkin dapat ditimbulkan.
            Menurut Dadang, ada 6 tahapan stres yang dapat dialami manusia yang bermula dari semangat kerja yang berlebihan yang tidak diimbangi kekuatan diri sendiri. Inilah yang disebut tahap satu.
Pada tahap kedua dan ketiga, hal-hal yang pada awalnya menyenangkan makin lama makin berkurang karena energi kita sudah terkuras habis. Pada saat itu keluhan fisik mulai timbul, misalnya setiap bangun pagi badab bukan tambah segar malah menjadi letih, lemas dan loyo. Selain itu otot-otot Anda juga pegal dan kaku, mual, hati tidak tenang, emosional,susah tidur. Jika sudah memasuki fase tahap empat, lima dan enam, disarankan Anda untuk segera konsultasi ke dokter untuk memdapatkan terapi dan mencari waktu istirahat yang tepat. Namun jika kondisi yang seperti ini tidak segera ditangani, akan muncul keluhan stres yang lebih berat dan komplek lagi. Jika seseorang telah mengalami stres tahap enam, dia bisa masuk ICU karena sering pingsan, susah bernafas, degup jantung keras. Pada tahap klimaks, orang akan merasa panik dan senantiasa dihantui perasaan takut mati.
            Biasanya para pekerja kantoran tidak menyadari bahwa ia tengan mengalami tahapan stres akibat tuntutan pekerjaan. Kesalahan umum, saat pekerjaan menumpuk, para eksekutif mengimbanginya dengan kegiatan yang memicu stres, misalnya merokok, minum beralkohol, dan lupa makan.
TERAPINYA:
            Orang enggan ke psikiater karena berbagai alasan. Malu, tak ada waktu, dan beranggapan konsultasi dibutuhkan bila sudah mengalami tekanan berat. “ Padahal, jika sudah tahu tahapan stres yang dialami, dan segera konsultasi, gejala psikosomatik bisa dihindari, “ tegas Dadang. Umumnya orang mengeluh dan mendatangi psikiater setelah mengalami stres tahap enam. Artinya pasien harus menjalani terapi yang mungkin jumlahnya banyak. Dari terapi psikofarmaka atau pemberian obat, terapi fisik, terapi kejiwaan (psikoterapi), terapi psikososial, dan terapi psikoreligius.
TERAPI PSIKOFARMAKA:
Dokter ahli kejiwaan akan memberikan beberapa jenis obat-obatan anticemas dan antidepresi yang bisa mengobati stres. Pengobatan ini diharapkan dapat memulihkan gangguan pada sinyal penghantar syaraf di susunan syaraf otak. Pemberian obat harus diperhatikan dengan sejumlah pertimbangan, yaitu memiliki efek terapi yang tinggi dalam waktu singkat, jangka waktu konsumsi yang pendek, efek samping minimal, dosis rendah, bisa memperbaiki pola tidur, tidak menyebabkan ketergantungan obat.

TERAPI FISIK:
Untuk menghilangkan berbagai keluhan sakit fisik itu, dokter juga memberikan obat sesuai dengan keluhan fisik pasien.

TERAPI KEJIWAAN (PSIKOTERAPI):
Pasien diberi dorongan dan motivasi, diperbaiki kepribadiannya yang terguncang akibat tekanan sosial, dan memulihkan pemikiran pasien agar dapat berpikir rasional. Terpi diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien, dengan melihat latar belakang stres yang diderita.

TERAPI PSIKOSOSIAL DAN PSIKORELIGIUS:
Terapi psikososial yaitu memulihkan kemampuan adaptasi agar bisa kembali ke kehidupan sosial yang normal. Tentu saja perlu didukung dengan terapi psikoreligius, yaitu memberikan dorongan pada pasien agar berdoa dan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa.