STRESS
Setiap
orang pasti pernah mengalami stres, terlebih bagi warga kota besar yang menjadi
makanan sehari-hari adalah rasa stres. Baragam faktamembuktikan bahwa stres
merugikan tubuh kita.
STRES & SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Ketika
tubuh dan pikiran kita sedang menghadapi sesuatu yang mengancam, ada 2 respon
yang dapat terjadi yaitu, melawan dan yang satu lagi malah ikut terseret oleh
ancaman tersebut. Pada umumnya sistem syaraf bereaksi lebih dulu dengan
mengirimkan hormon Adrenalin (tandanya denyut jantung yang makin lama makin
cepat), hormon Kortisol (berfungsi melepas glukosa ke peredaran darah sebagai
energi), serta hormon-hormon stres lain. Hormon-hormon tersebut membuat tubuh
bereaksi melakukan perlawanan terhadap ancaman tersebut.
TANDA BILA KITA SEDANG STRES:
RAMBUT
|
Dari hitam menjadi coklat kusam. Ubanan
sebelum waktunya. Terjadi kerontokan.
|
MATA
|
Ketajaman penglihatan terganggu, pandangan
kabur, tidak fokus.
|
DAYA PIKIR
|
Kemampuan berpikir dan daya konsentrasi
menurun, pelupa.
|
KULIT
|
Terasa panas, dingin,keringat berlebihan,
kulit kering, kulit wajah sering berjerawat.
|
MULUT
|
Mulut dan bibir terasa kering, tenggorokan
terasa ada ganjalan sehingga sulit untuk menelan.
|
JANTUNG
|
Berdebar-debar makin cepat.
|
PERNAFASAN
|
Sesak dan berat.
|
PENCERNAAN
|
Kembung, mual, perih.
|
OTOT
|
Tegang dan pegal.
|
LIBIDO
|
Menurun atau malah meningkat dari biasanya.
|
EKSPRESI WAJAH
|
Tegang, dahi berkerut, mimik serius, bicara
tidak dapat santai.
|
TELINGA
|
Pendengaran sering terganggu oleh suara
denging tanpa sebab.
|
ADVIS: Aturlah
rutinintas Anda, baik pekerjaan, rumah tangga maupun kehidupan sosial.
Berpikir dalam-dalam sebelum membatalkan hang
out dengan sahabat, karena sebuah studi menyatakan ketika kita sedang
bergembira, tubuh meningkatkan persediaan Oksitoksi (hormon penghilang stres).
Cukup
vitamin dan makanan Anda. Tidak perlu menambah
suplemen jika pola makan Anda sudah benar.
STERS & SISTEM PENCERNAAN
Ketika
Anda sedang merasakan bahwa perut seperti dikocok-kocok dan sering terasa
terbakar, mungkin bukan karena Anda salah makan. Hal itu bisa jadi disebabkan
oleh karena Anda sedang sebal atau kesal seperti misalnya macet.
Sebuah
studi dari University of Reading’s School of Food Biosciences menyatakan bahwa
stres sering kali berwujud pada sistem pencernaan yang tidak beres. Kehadiran
hormon-hormon penyebab stres itu membuat kinerja sistem pencernaan Anda
melambat sehingga makanan lebih lama tertahan dalam usus. Akibatnya
keseimbangan mikroorganisme usus yang membantu memecah makanan jadi terganggu
sehingga perut jadi tidak nyaman.
ADVIS:
Perbanyak
makan sayur dan buah-buahan segar. Pisang, bawang
putih dan bawang daun merupakan makanan yang bisa mengembalikan bakteri ‘baik’
dalam perut.
STRES & MOOD
Kepribadian
Anda cepat berubah-ubah, tiba-tiba Anda minder, mudah tersinggung, gampang
merasa bersalah, dan selalu diliputi perasaan pesimis. Ini bisa menjadai awal
masalah yang lebih serius. Secara tidak wajar, tingginya kadar hormon ACTH
(kortikotropin) yang menstimulasi pelepasan kortisol, bisa menjadi pertanda
kasus depresi.
ADVIS:
Jauhi
camilan manis. Setiap kali sedang down, tubuh kita memang selalu membutuhkan karbohidrat. Makanan
yang manis-manis bisa membuat Anda merasa nyaman dalam waktu yang singkat,
tetapi juga akan menyebabkan mood
Anda menurun dengan cepat.
Sadari
berpikir negatif menjadi penyebab stres. Untuk itu,
bersegeralah Anda mengubah pola pikir sehingga mood Anda kembali membaik.
STRES & TIDUR
Jika
Anda banyak pikiran, maka tidurpun menjadi tidak nyenyak. Tidur yang tidak
nyenyak-apalagi terputus ditengah jalan-dapat menyebabkan surutnya energi.
Apabila serotonin dan melatonin (dua hormon yang mengatur siklus tidur tubuh
Anda) tidak dalam kadar yang optimal, akibatnya adalah tidur Anda akan
terganggu. Kadar kortisol yang tinggi juga dapat dipastikan membuat tidur tidak
nyenyak. Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa penderita insomnia yang
sudah kronis memiliki kadar kortisol yang lebih tinggi dibanding yang tidak
punya masalah tidur.
ADVIS:
Menulis. Setiap malam menjelang tidur, catat semua pikiran, hal-hal yang
menjadi perhatian Anda, dan apa yang akan Anda lakukan esok hari. Lalu, lupakan
itu semua.
Jangan
melakukan olah raga berat setelah pukul 6 petang,
metabolisme tubuh yang meningkat cepat justru akan membuat Anda sulit tidur.
STRES & FERTILITAS
Memang
belum ditemukan hubungan langsung antara stres dan kesuburan, tetapi beberapa
studi membuktikan bahwa wanita yang sangat stres banyak yang terganggu siklus
ovulasinya.
ADVIS:
Carilah
ketenangan. Lakukan aktivitas seperti yoga, meditasi,
dan olah raga yang dapat membuat otot menjadi rileks.
Rasakan dan nikmati tiap detik hidup Anda.
Belajar mengapresiasi hal-hal kecil, seperti mencicipi makanan favorit.
PSIKOSOMATIK
Stres
juga kadang menyebabkan gangguan fisik yang disebut penyakit Psikosomatik.
Menurut psikiater Prof. DR. Dr. Dadang Hawari dan juga Guru Besar Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, kasus psikosomatik ini seringkali
menimpa para pekerja kantoran. “Penyakit ini tidak mengenal dari kalangan mana
si penderita, ia bisa menyerang siapa saja. Semua orang yang tak bisa
mengendalikan stres, ujung-ujungnya mengalami keluhan fisik, atau somatik,”
kata Dadang, demikian ia akrab disapa.
Penyakit
psikosomatik ini memang jarang menyebabkan kematian, namun keluhan-keluhannya
seperti mual, otot pegal, jantung berdebar-debar, hingga tubuh kian lama kian
lemah menyebabkan seseorang tidak nyaman. Dan hal itu juga bisa mengganggu
pekerjaan atau aktivitas harian lainnya.
Secara
ilmiah, stres adalah respon tubuh terhadap tekanan mental dan tekanan
kehidupan, atau sering dikenal dengan tekanan psikososial. Pada tahap awal,
kadang orang tidak menyadari bahwa ia sedang mengalami stres. Hal ini terjadi
karena tahapan stres muncul secara lambat, dan baru terasa setelah mencapai
tahapan lanjut hingga mengganggu kehidupan sehari-hari di rumah, tempat kerja,
lingkungan sosial dan lainnya. Makin tinggi tingkatan stres makin besar pula
gangguan fisik yang mungkin dapat ditimbulkan.
Menurut
Dadang, ada 6 tahapan stres yang dapat dialami manusia yang bermula dari
semangat kerja yang berlebihan yang tidak diimbangi kekuatan diri sendiri.
Inilah yang disebut tahap satu.
Pada tahap kedua dan ketiga, hal-hal yang pada
awalnya menyenangkan makin lama makin berkurang karena energi kita sudah
terkuras habis. Pada saat itu keluhan fisik mulai timbul, misalnya setiap
bangun pagi badab bukan tambah segar malah menjadi letih, lemas dan loyo.
Selain itu otot-otot Anda juga pegal dan kaku, mual, hati tidak tenang,
emosional,susah tidur. Jika sudah memasuki fase tahap empat, lima dan enam, disarankan
Anda untuk segera konsultasi ke dokter untuk memdapatkan terapi dan mencari
waktu istirahat yang tepat. Namun jika kondisi yang seperti ini tidak segera
ditangani, akan muncul keluhan stres yang lebih berat dan komplek lagi. Jika
seseorang telah mengalami stres tahap enam, dia bisa masuk ICU karena sering
pingsan, susah bernafas, degup jantung keras. Pada tahap klimaks, orang akan
merasa panik dan senantiasa dihantui perasaan takut mati.
Biasanya
para pekerja kantoran tidak menyadari bahwa ia tengan mengalami tahapan stres
akibat tuntutan pekerjaan. Kesalahan umum, saat pekerjaan menumpuk, para
eksekutif mengimbanginya dengan kegiatan yang memicu stres, misalnya merokok,
minum beralkohol, dan lupa makan.
TERAPINYA:
Orang
enggan ke psikiater karena berbagai alasan. Malu, tak ada waktu, dan
beranggapan konsultasi dibutuhkan bila sudah mengalami tekanan berat. “
Padahal, jika sudah tahu tahapan stres yang dialami, dan segera konsultasi,
gejala psikosomatik bisa dihindari, “ tegas Dadang. Umumnya orang mengeluh dan
mendatangi psikiater setelah mengalami stres tahap enam. Artinya pasien harus
menjalani terapi yang mungkin jumlahnya banyak. Dari terapi psikofarmaka atau
pemberian obat, terapi fisik, terapi kejiwaan (psikoterapi), terapi
psikososial, dan terapi psikoreligius.
TERAPI PSIKOFARMAKA:
Dokter ahli kejiwaan akan memberikan beberapa
jenis obat-obatan anticemas dan antidepresi yang bisa mengobati stres.
Pengobatan ini diharapkan dapat memulihkan gangguan pada sinyal penghantar
syaraf di susunan syaraf otak. Pemberian obat harus diperhatikan dengan
sejumlah pertimbangan, yaitu memiliki efek terapi yang tinggi dalam waktu
singkat, jangka waktu konsumsi yang pendek, efek samping minimal, dosis rendah,
bisa memperbaiki pola tidur, tidak menyebabkan ketergantungan obat.
TERAPI FISIK:
Untuk menghilangkan berbagai keluhan sakit
fisik itu, dokter juga memberikan obat sesuai dengan keluhan fisik pasien.
TERAPI KEJIWAAN (PSIKOTERAPI):
Pasien diberi dorongan dan motivasi,
diperbaiki kepribadiannya yang terguncang akibat tekanan sosial, dan memulihkan
pemikiran pasien agar dapat berpikir rasional. Terpi diberikan sesuai dengan
kebutuhan pasien, dengan melihat latar belakang stres yang diderita.
TERAPI PSIKOSOSIAL DAN PSIKORELIGIUS:
Terapi psikososial yaitu memulihkan kemampuan
adaptasi agar bisa kembali ke kehidupan sosial yang normal. Tentu saja perlu
didukung dengan terapi psikoreligius, yaitu memberikan dorongan pada pasien
agar berdoa dan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa.